Kamis, 03 November 2011

"Senyum Indah Padang Pasir"

Terhimpit gelak tertawa dan senyum indah dicelah tubuh yang meronta
Seribu luka ikut tersenyum... sejuta duka ikut bernyanyi buang nestapa

Jelas terlihat senyum indah padang pasir semakin keras halilintar menyambar
Seolah mereka tak mau mengerti...seolah mereka tak mau peduli dan pura tuli

Mari kita buktikan senyum indah padang pasir lebih indah dari pijar matahari

Terkurung gedung gedung tinggi wajah murung menyelinap disetiap hati
Biarkan mereka iri wajar bila mencaci maki nafas sesak bagai terkena asap
Nampak bingung degup jantung berdetak keras setiap detik seperti liar

Mari kita buktikan senyum indah padang pasir lebih indah dari pijar matahari
Dengus nafasnya keras bagai suara kereta melintasi jalan yang melingkar
Derap langkah keras mereka berkeringat menyengat aroma penderitaan
Bersama seribu angan yang menggoda setiap lengan tuk melangkah mewujudkan

Mari kita buktikan senyum indah padang pasir lebih indah dari pijar matahari
Mantap melangkah kaki lewati seribu duri yang semakin perih di hati
Seolah kita tak peduli akan rintihan hati... seolah kita akan siap pergi tak kembali
Tatap mata tajam seorang penyair malam hari tuk menuju kedamaian di hati

Mari kita buktikan senyum indah padang pasir lebih indah dari pijar matahari........



by : Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Minggu, 23 Oktober 2011

"Senyum Biru Seorang Guru"

Dibalik bisunya suara seorang Guru tersimpan waktu yang memburu
Diantara kelopak mata yang sedang sendu tersirat susunan kata sahdu

Cerita nan lucu menjadi saksi bisu antara kau dan aku yang tersipu malu
Melaju bagai hujan salju yang mampu menggetarkan hati seorang guru

Hujan deras waktu itu yang menyatu bersama senyum indah seorang guru
Kala hati sedang sendu sebercak sinar biru menghantam matahariku
Ku termangu akan keajaiban sinar biru senyum seorang guru
Yang mampu membangkitkan seluruh Energy positif dalam dadaku

"Jika kau percaya akan adanya diriku yg selalu di samping mu semua kan berjalan baik"
"Dan semua keraguan akan hilang sinar terang itu kan terus bersinar"
"Tunjukan engkau adalah yang terbaik ... diantara semuanya..."
"Ku yakin akan kemampuan teristimewa dalam dirimu akan membuat sesuatu yang sangat luar biasa"
"Wo cetau ni hen pang!!!!!!!"

Mataku semakin tajam menembus Senyum Dua Dunia bersama orang2 yg sevisi dng ku...
Dan aku Rela berada di garis depan demi Penyalur Berkah bagi sesama yg membutuhkan ku....
Dampingi aku B.Guru.. tuk menuju Puncak menara Biru istana "Manusia setengah Dewa"...
Yang akan membantu Ribuan Orang yg sedang pilu menuju masadepan baru...
B.Guru... jangan tinggalkan aku... aku tak mampu tanpa Senyum Indah itu....


by : "Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Senin, 10 Oktober 2011

"Senyum Garuda Menembus Matahari"

Gelegar halilintar telah menyambar pekak nya telinga kehidupan
Kabut kelam terbentang menghadang jutaan burung kan terbang
Mega mega diterjang suara parau samudra kehidupan yang kelam
Datang hati mu hadirkan seribu senyum indah seorang guru

Seberkas sinar biru itu tlah hadir menjemput bahana kalbu ku
Tajam menikam badai awan kelam samudra kehidupan masalalu
Biru biru ku.. hitam hitam ku.. Aku sering ditikam tikam dilemparkan badai
Namun aku tetap berdiri..melaju menembus keras panas matahari

Sinar biru senyum indah itu tlah merubah mata hati ku
Bagai pisau merobek keras panas matahari kehidupan
Sayap sayap Garuda ku telah kokoh menyambar awan hitam
Nyanyian jiwa sepasang mata tajam Garuda menembus matahari

Jeritan ku semakin keras menyumbat telinga dari pekaknya kehidupan
Kaki ku yang gontai terbungkus sinar biru tajam kuku Garuda itu
Melaju melintas awan biru menembus matahari tanpa ragu
Sinar biru Senyum indah seorang Guru tlah menyatu dalam diriku

Kepakan sayap terbang tajam Senyum Garuda Menembus keras panas Matahari kehidupan


by : Salam Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Selasa, 27 September 2011

"Senyum Ujung Subuh"

Ketika fajar menjelang ku tersenyum di ujung subuh yg hinggap dihati yang keruh...
Sempit dada terdesak suara parau dari seorang guru yang sedang sendu...
Ku sedang kaku terhimpit kejamnya waktu yang tak mau menunggu...
Terdengar ketuk pintu suara merdu senyum seorang guru....

Tiada salah Guru terhadapku, jnglah kau sendu kpdku...
Ku memang butuh sentuhan energy positifmu..
Walaupun kadang ku ragu akan hal itu..
Akankah energy itu selalu bersamaku..?
Itulah yg menjadikan seribu galau yg kian mengganggu hatiku...
Rasanya aku dah tak mampu lagi meninggalkanmu..
Hingga ku terbaring tidur bersama mimpiku...

Segelas kopi sebatang rokok yg mengantarkanku membuka account facebook ku...
Dan senyum di ujung subuh itu tlah mengetuk pintu hatiku...
"Trima kasih B.Guru" ma'afkan muridmu yg dirundung ragu tanpamu...
Bukan aku merayu, tp itulah kenyataan hatiku...

Dihapusnya seribu sendu yang bersemayam di hatiku...
Dibuangnya dengus ragu yang sempat mengganggu...
Dia tlah menyapa indah seribu galau di kalbu...

Teruskan perjuangan ini ... ku yakin engkau akan menjadi yang terbaik ..
Jangan mundur sekalipun ... hadirmu di nantikan siapapun dan di manapun ..
Kau harus tahu itu .. jangan pernah kau merasa lelah . jangan pernah kau merasa kalah ..
Tapi ingat satu hal kau harus tetap bersahaja dan lihatlah mereka yang di bawah...

Tiada ragu ku kan menyambut Senyum Ujung Subuh yang mampu mengetuk pintu hatiku.....


by : "Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Jumat, 23 September 2011

"Senyum Mukena Bertahajud"

Di suatu pagi yang murung, aku terbangun dan mengusap kaca jendela yang berembun...

Seakan tak percaya seuntai kata yang kusemai di ladang mulai tumbuh yang biasa kutatap setiap subuh..

Ku tak mengerti mengapa untaian kata itu terus bertumbuh ditempat yang sangat rapuh...

Dan aku tak kuasa membendung derai air mata yang terus meluruh tiada tahu kemana kan berlabuh...

Ku usap air mata dengan selendang kalut yang berkabut diantara dua sudut hati yang berdenyut...
Ku semakin tenggelam dalam derasnya arus lautmu nan penuh kehidupan bertahajud...
Ku tak pernah mengenal dirimu dan aku tak peduli siapa dirimu yang aku tahu kau memberi kepedulian padaku..
Ku berharap dirimu tetap menyambut diriku berlapiskan senyum mukena bertahajud...

Akankah senyum mukena bertahajud kan terwujud dikehidupanku yang kalut dan carut marut...
Mampukah aku menembus ucapanmu yang tampak serius namun berselimut indah senyum mukena bertahajud...
Bukankah sang matahari telah bersahabat dan diutus menyibak selimut indah senyum mukena bertahajud...

Yeaaaah!
Ku akan sambut kedatangan senyum indah mukena bertahajud bersama matahari kalbu nan tulus...
Ku kan genggam erat untaian kata yg bertumbuh itu bersama indah senyum mukena bertahajud...

Semangat ku semakin bertumbuh dan bergemuruh sa'at tubuh tersentuh untaian kata yang bertumbuh...
Janji hati yang teguh tak kan tergoyah untuk merengkuh walau jagat raya semakin rapuh dan runtuh...

Untaian kata yang bertumbuh berselimut senyum indah mukena bertahajud telah aku sambut...
Bersama fajar pagi waktu subuh ku bersimpuh dan berlabuh diantara senyum indah mukena bertahajud...

Inilah kemampuanku mengayuh mengantarkan perjalananmu yang rikuh...



by : "Salam ceria Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Rabu, 21 September 2011

"Senyum Bersama Sang Pencipta"

Ketika ku tertidur karena tugas Hidup yang melelahkan dan membosankan...
Ku terbangun di 2/3 malam yang penuh pesona keindahan Anugerah Sang Pencipta...

Ku seakan merasa bosan dan jenuh dengan rutinitas yang terus membelenggu kehidupan...
Dalam kejenuhan yang memuncak dan tiada lagi tempat ku berpijak untuk menujuk puncak...

Ku bermunajad dan bersimpuh untuk meletakan beban dipundak yang kian merangkak penuh onak...

@.Pekerjaan
@.Asmara
@.Keluarga
@.Kewajiban
@.Pelayanan
@.Persabatan

Semua beban itu aku masukan dalam Tas sebuah kehidupan yang aku jalani sa'at ini...
Memang Tas ini setiap hari terasa berat bagiku untuk melanjutkan perjalanan hidup ini...
Tiba2 sekilas ada cahaya gemerlap dikejauhan sana dengan bias Senyum sang Pencipta...
Tanpaku sadari senyumku terkulum diantara beratnya beban yang aku bawa dalam Tas ini...

Dengan suara yang lembut Mempesona dan Bijaksana terdengar jelas di telinga hati yang meronta....

@."Letakkan dahulu Tas yang ada dipundakmu itu wahai hambaku yang bersimpuh...."
 Dengan Senyum Sang Pencipta berucap....

@."Tuhan, mana bisa kuletakkan Tasku ini, semua sudah kewajibanku menanggungnya" jawabku.

@."Memang semua isi Tas itu adalah tugasmu, namun percayalah pada-Ku, letakkan dahulu Tas dipundakmu itu"
 Tuhan meyakinkanku, lalu suara itu kembali berkata...

@."Bahan Tas yang engkau pakai sekarang adalah 'KETERPAKSAAN' sebagai rutinitas sehingga engkau merasa berat...
Serahkan pada-Ku dan AKU akan mengganti Tas-mu dengan bahan 'KASIH' sehingga bebanmu pun akan ringan".

Dengan perasan terbuka dan gembira yang tiada tara,aku menerima Tas baruku dari tanganNya...
Dan aku  memindahkan semua isi Tas lamaku ke dalam Tas yang berbahan "KASIH" itu...
Aku mencoba mengangkatnya...
Wow...Ternyata Tuhanku benar...
Tas itu kini terasa ringan dan sungguh nyaman di pundakku...

Lalu ku ucapkan dengan riang....

Terima kasih Tuhan...
Engkau sungguh Maha Pengasih..

Terima kasih Tuhan...
Engkau sungguh Maha Penyayang...

Terima kasih Tuhan...
Engkau sungguh Maha Bijaksana...

Terima kasih Tuhan...
Engkau sungguh Maha Pemberi Ilmu...

Terima kasih Tuhan...
Engkau telah berikan aku pelajaran malam ini....

Dan ketika Fajar menyingsing aku angkat lagi Tas dari Tuhan yang berbahan...
"Kasih Senyum Sang Pencipta"
Dan pagi ini aku akan mulai melanjutkan perjalanan hidupku menuju Puncak berbekal "Senyum Sang Pencipta"
Sudah cukup termenungku akan beratnya beban kehidupan yang ada dipundak ini...
Dan pagi yang indah ini aku siap untuk menghadapi tantangan yang akan menghadang dengan Senyum Kemenangan"


by : "Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"

Senin, 19 September 2011

"Senyum Nastar"

Diantara gemerlapnya duniaku tersimpan seribu sendu dua dunia yang terkapar hingar bingar...
Matahari kehidupanku terus bersinar mengejar kobaran impian yang membara diantara belukar...

Kekuatan alam bawah sadarku telah berkobar memburu sinar yang berasal dari Senyum Nastar...
Ku coba untuk berpaling akan tajamnya sinar Senyum Nastar yang kian membakar relung kehidupan...
Ku meronta bersama sisa-sisa cahaya alam bawah sadar yang bernaung diantara seribu laskar Anugerah...

Namun...
Senyum Nastar semakin membara melibas batas alam bawah sadar hingga ku terkapar...
Ku berusaha bangkit, bangkit dan bangkit, tanpa peduli sinar tajam Senyum Nastar terus membakar...

Tubuhku semakin terbakar...
Pandanganku semakin pudar...
Hatiku semakin menjerit terkapar...
Alam bawah sadarku terlontar...

Hingga...
Diantara sadar dan tidak sadar terdengar derap langkah seribu laskar dengan berteriak Allahu akbar...
Telingaku mendengar samar-samar bagaikan bunga mawar diantara semak belukar yang terbakar...
Alam bawah sadarku mulai berbinar sa'at ada suara merdu yang samar "selamatkan sang bunga mawar"...
Suara samar itu telah mengusik jiwa yang memar dan berseru bagai halilintar yang menyambar...

Ternyata...
Suara samar itu semakin menggelegar keras dan terdengar berkoar "Bangkitlah wahai jiwa yang memar"...
Kau adalah Putra Mahkota Kehidupan yang tersamar mengemban penyelamatan sang bunga mawar yang nyaris terbakar...

Akhirnya...
Ku tersadar bersama fajar pagi yang segar semerbak harum bunga mawar...
Ku bermunajad jama'ah menyambut 2/3 malam lailatul qadar yang sakral...
Ku temukan Senyum Nastar pemberian sang mawar yang nyaris terbakar...
Ku kan sibak belukar menyambut datangnya sang mawar membawa Senyum Nastar...


by : "Senyum Dua Dunia Manusia setengah Dewa"