Pemimpin satu amanah dan bukannya tempat mencari kemuliaan, sebab amanah ini akan ditanya di akhirat nanti. Realitinya hari ini pemimpin dipuji, diberi sambutan dan tepuk sorak. Siapalah tidak gairah pasang angan-angan menjadi pemimpin, hingga ada yang berkata: “Asyik dia orang saja dapat, bila lagi giliran aku pula.”
Pemimpin selalu Terlahir dan Dilahirkan, sudah berabad-abad sejak manusia diciptakan selalu membutuhkan seorang Pemimpin, kita tidak bisa membayangkan kehidupan ini seperti apa jika tidak ada Pemimpin..? dng adanya Kepemimpinan akan tercipta Keseimbangan dan Keharmonisan kehidupan, namun kita perlu simak baik-baik azas Kepemimpinan sebagai tanggung jawab bersama agar terwujud Keseimbangan dan Keharmmonisan Kehidupan yang luar biasa ini sbg Anugerah dari Sang Pencipta. Bukankah setiap Individu adalah Pemimpin....?
Pemimpin selalu Terlahir dan Dilahirkan, sudah berabad-abad sejak manusia diciptakan selalu membutuhkan seorang Pemimpin, kita tidak bisa membayangkan kehidupan ini seperti apa jika tidak ada Pemimpin..? dng adanya Kepemimpinan akan tercipta Keseimbangan dan Keharmonisan kehidupan, namun kita perlu simak baik-baik azas Kepemimpinan sebagai tanggung jawab bersama agar terwujud Keseimbangan dan Keharmmonisan Kehidupan yang luar biasa ini sbg Anugerah dari Sang Pencipta. Bukankah setiap Individu adalah Pemimpin....?
Ada 4 Syarat menjadi Pemimpin :
1.Syarat pertama ialah iman. Dalam surah al-Kahfi Allah menyatakan iman itu ada tiga implikasi, iaitu ‘imun’, ‘aman’ dan ‘amin.’
Imun : maknanya kebal daripada maksiat dan kebal daripada rasuah.
Aman : maknanya dia berasa aman bila bersama Allah, di depan orang dia baik, di belakang orang pun dia tetap baik, bukannya hipokrit.
Amin : maknanya orang yang boleh dipercayai. Apabila sudah dipercayai barulah layak menerima amanah .
2.Syarat kedua ialah ilmu kepemimpinan. Kepemimpinan bukannya secara spontan atau pakai tangkap muat saja, sebaliknya mesti ada ilmu.
Pemimpin harus memiliki Visi dan Misi yg mampu memberiak Kontribusi yg jelas untuk Kepentingan Bersama
3.Syarat ketiga ialah ’Selfleadership.’ Bagaimana kita boleh memimpin orang lain kalau diri kita tidak terpimpin?
Perkataan ‘leader’ merujuk kepada tanggungjawab (al-mas’uliyah). Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: “Setiap kamu dalam pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawab berdasarkan apa yang kamu pimpin.”
Syarat ini menggambarkan orang yang memimpin itu mampu bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Maknanya, pemimpin tidak cepat melemparkan tanggungjawabnya kepada orang lain, tidak cepat terpengaruh dengan khabar yang tidak pasti.
Jika dia melakukan kesilapan, diri sendiri menanggung risiko, bukan mengkambing hitamkan orang lain demi keselamatan diri.
4.Syarat keempat ialah pemimpin memerlukan ‘The Power Of Communication.’ Ketika berinteraksi dengan pengikut akan menghadapi pelbagai Kendala, keinginan dan tuntutan yang semestinya mampu menenangkan mereka walaupun hajat tidak tertunai, bukannya putar belit.
Cara berkomunikasi :
Cakap mudah difahami, bahasa terang, arahan jelas tidak berbelit-belit.
Kesamaan. Setiap orang mudah didampingi, tidak ada tembok pemisah atau terlalu protokol. Pasangan berkahwin sebab banyak kesamaan antara mereka. Mereka nescaya bercerai jika ada banyak perbedaan.
Ikhlas. Walaupun ikhlas terletak di hati dan tidak nampak dengan mata namun ia dapat dirasai. Jika tidak ikhlas seakan ada satu gelombang yang mengganggu perasaan orang yang dipimpin.
The power of service. Cakap hanya perlu pada tempatnya tetapi bertindak semestinya lebih banyak. Allah memberikan kita dua telinga supaya kita banyak mendengar, Allah memberikan kita dua mata supaya kita banyak melihat dan mengamatinya, kemudian bertindak berazaskan Pendengaran dan Perhatian.
Rasanya perlu juga disinggung sedikit perkara yang menambah komitmen moral seorang pemimpin.
Bangun dan beri peringatan. Pemimpin mempunyai kepedulian sosial yang tinggi. Sekiranya di sekelilingnya terdapat perkara menyalahi kebenaran, dengan kuasanya dia akan meluruskannya.
Mesti membesarkan Allah. Pemimpin perlu sentiasa ke depan tetapi jangan mendahului Allah.
Bersihkan pakaiannya. Pakaian luar dan dalam yaitu hati biar turut bersih.
Janganlah memberi sesuatu kerana ingin mendapat lebih banyak malah kalau boleh jangan ingat bahwa kita pernah memberi kepada seseorang.
Syarat Pemimpin menurut Islam :
1. Niat Yang Ikhlas
Apabila menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dengan mengharapkan keredhaan-Nya sahaja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.
2. Lelaki
Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).
3. Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu, ”Wahai Abdul Rahman bin Samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu kerana permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
4. Berpegang Dan Konsisten Pada Hukum Allah (Alam)
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan daripada jabatannya.
5. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan keadaan terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerumuskan oleh kezalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).
6. Senantisa Ada Ketika Diperlukan
Hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap keperluan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap keperluan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
7. Menasihati Rakyat
Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasihati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk syurga bersama mereka (rakyatnya).”
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorg pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani)
10. Lemah Lembut
Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.
11. Tidak Meragukan
Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).
12. Terbuka Untuk Menerima Idea & Kritikan
Salah satu prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform bagi rakyat untuk memberi idea atau kritikan kepada kerajaan & pemimpin agar sama mengembling tenaga & ijtihad ke arah pembentukan negara yang maju. Saidina Abu Bakar berucap ketika dilantik mnjdi khalifah, beliau menegaskan “..saya berlaku baik, tolonglah saya, dan pabila saya berlaku buruk, betulkan saya..”, manakala Khalifah Umar pernah ditegur oleh seorg wanita ketika memberi arahan di masjid, dan beliau menerima teguran tersebut.
Seorang pemimpin yang baik tidak semestinya merendah diri tapi sekurang-kurangnya tidak bercakap besar. Bersedia menerima tanggungjawab tetapi tidak boleh terlalu mendesak dan berkeras dalam memimpin. Tidak harus menyalahkan orang lain bagi kegagalan tetapi mengakui kelemahan diri serta tidak harus menuding jari atau mencari seseorang untuk dipersalahkan. Bersikap luhur dan tidak pentingkan pujian dan kemasyhuran.
Tahu bagaimana mengendalikan pengikutnya begitu juga pihak atasan serta perlu sensitif dengan sensitiviti orang lain. Bersedia melakukan apa yang diharapkan oleh orang lain untuk melaksanakan serta mendukung slogan kepemimpinan melalui teladan.
Bijak dan lebih pintar sekurang2nya berbanding orang yang berada di bawah pimpinannya.
Wassalam.... smoga bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar